Anyad evahur vidyaya
Anyad ahur avidyaya, Iti susruma dhiranam Ye nas tad vicacaksire [Sloka 10 Isa Upanisad]
Artinya:
Sesungguhnya dikatakan lainlah akibatnya untuk vidya, lain pula dikatakan akibatnya untuk avidya, demikian didengar dari yang Maha Mengetahui, dijelaskan kepada kami. Setiap orang mempunyai kewajiban untuk melakukan kerja dan usaha dalam kehidupannya. Hal ini dikarenakan manusia dan semua makhluk ciptaan dibelenggu dan diikat oleh lingkaran karma atau kerja. Bhagawan menciptakan segala makhluk beserta segala isinya tak terlepas dan lingkaran kerja atau karma. Tuhan sendiri menjadi teladan bagi setiap umat manusia dan ciptaan untuk dapat melakukan kewajiban sebagaimana yang diamanatkan. Tuhan dalam segala aktifitasnya memberikan amanat kepada ciptaan untuk selalu berada dalam level kesadaran. Di sini maksudnya, tindakan yang dilakukan haruslah memberikan efek positif terhadap dunia atau alam semesta. Orang-orang bijaksana diharapkan bertindak dengan penuh kesadaran karena mereka yang berpengetahuan dalam segala tindakannya mampu membedakan antara yang baik dan buruk, antara yang kekal dan tidak kekal. Sehingga mereka yang berpengetahuan menikmati kebahagiaan jiwa nan abadi.
Mereka yang tidak berpengetahuan
melakukan tindakan berdasarkan pada nafsu dan ketamakan serta dikaburkan oleh
selaput ilusi dan maya yang begitu tebal, sehingga dalam segala tindakannya
menjadi penuh keragu-raguan dan kebingungan. Tuhan mengajarkan kepada manusia
untuk menjadi manusia yang berbudi dengan segala tindakan yang dilakukannya.
Artinya manusia diharapkan kembali kepada kesadaran Tuhan dalam melaksanakan
segala tugas dan kewajibannya. Karena hanya manusia yang bersandar kepada kesadaran
Tuhan-lah akan dapat mencapai kebahagiaan dan kedamaian abadi, mengalami
pencerahan dan mencapai penyatuan kehadapan-Nya. Manusia menjadi takabur akan
segala kekuatan dan kemampuan phisiknya, karena mereka sesungguhnya belum
mencapai tingkat kesadaran Tuhan, sehingga tindakan atau karma yang
dilakukannya bersandar pada keakuan, keangkaramurkaan, keegoisan dan
kepalsuan.
Manusia dengan kelebihannya dan
kemampuannya dalam mempertimbangkan mana yang kekal dan mana yang tidak
kekal, antara yang baik dan tidak baik (Viveka), maka manusia harus mampu
melepaskan diri dari kepalsuan dan kebodohan yang dapat menarik dan menjerat
kehidupan ke alam neraka ini. Karena hanya manusia yang telah mampu menyadari
keberadaan Tuhan yang eksis akan dapat melepaskan dirinya dari lingkaran
penderitaan dan kesengsaraan. Penderitaan adalah lingkaran karma yang timbul
dari kebodohan dan kegelapan. Oleh karena itu berkarma dengan kesadaran itu
menjadi sangat penting, disebabkan kerja atau tindakan atas dasar kesadaran
dengan karma yang dilakukan tanpa kesadaran hasilnya akan berbeda. Mereka
yang bertindak atas kesadaran atau atas dasar pengetahuan, maka mereka akan
datang dan kembali kepada pencerahan dan kebahagiaan tapi mereka yang
bertindak dikaburkan oleh maya, kegelapan, dan kebodohan akan datang dan
kembali pada kegelapan itu sendiri. Tetapi dalam kenyataannya manusia sebagai
makhluk ciptaan Tuhan tidak bisa terlepas dari dwalita kehidupan ini. Yakni
antara baik dan buruk, susah dan senang, cerah dan redup dan lainnya. Maka
manusia mempunyai tugas dan peran yang sangat besar dalam kehidupannya, yakni
membebaskan diri dari dwalita kehidupan. Tugas inilah yang paling berat.
Permasalahan ini muncul dan memang ada pada setiap ciptaan akan tetapi menjadi lebur dan menyatu pada manusia bijaksana yang telah mencapai pencerahan dan peningkatan spiritual. Tuhan sangat mencintai manusia dan setiap saat hadir bersamanya, menyertai kehidupannya, hingga akhir hayat, namun terkadang manusia tidak menyadarinya dan tetap menyalahkan Tuhan ketika dirinya ditimpa musibah dan malapetaka. Tuhan selalu hadir di dalam dirinya sebagai atma yang agung dan hadir pula di setiap langkah dan juga ada dan hadir di sekelilingnya dipenuhi oleh Tuhan, sehingga mereka yang berada pada level kesadaran Tuhan akan dapat merasakan kebahagian dan kedamaian di mana-mana. Mereka yang telah menyadari hal ini, mampu menerima apa yang sepantasnya mereka terima sebagai lingkaran karma dalam kehidupannya. Mereka menjadi bahagia dengan segala seluk-beluk kehidupan dunia ini. Mereka dengan iklas membuka tangan perdamaian untuk saling merangkul satu dengan yang lainnya sebagai satu keluarga besar kemanusiaan dengan tanpa membedakan suku agama, warna kulit dan sebagainya. Yang dalam bahasa Veda disebut Basudeva Kutumbhakam.
Tindakan kebodohan manusia adalah,
sulitnya menerima apa yang sepantasnya mereka terima dalam kehidupan ini.
Sehingga muncul penderitaan hidup. Memang sangat sulit untuk menjadi iklas
menerima segala cobaan hidup ini, karena untuk bisa seperti itu manusia harus
siap lahir batin. Itulah sebabnya mengapa banyak di antara kita ingin
melepaskan diri dari penderitaan. Yakni dengan melakukan berbagai olah tapa,
karma dan kebaktian kehadapan Tuhan itu sesungguhnya salah satu bentuk dan
usaha untuk melepaskan diri dari segala cobaan hidup yang akan menghantamnya.
Di sinilah manusia menjadi penting bertindak berdasarkan pada pengetahuan
yang baik untuk nantinya dapat mengantarkan pada penyatuan dan kelepasan dari
segala bentuk penderitaan duniawi.
(Penulis, I Wayan Dateng, Indra Udayana Institute of Vedanta Ashram Gandhi Puri). Juli 2009 – Raditya 144. |
Kamis, 24 Oktober 2013
Bekerja Dalam Kesadaran
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar